kenapa pasangan perlu jujur....??

DALAM kehidupan seharian sifat jujur adalah sesuatu yang lahir daripada hati yang ikhlas. Kejujuran membawa nilai yang baik dan besar serta sangat penting dalam hubungan setiap insan.

Artikel Penuh: http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2012&dt=0417&sec=Bicara_Agama&pg=ba_01.htm#ixzz2eVURuYE9
© Utusan Melayu (M) Bhd 

okay.. setiap orang pasti ada orang yang dye sayang kan.. tapi kejujuran kadang- kadang tidak ada bagi semua orang..
Kenape yea perlu memilih sandiwara ini. aku betul2 tak tau..aku tak akan marah just perlukan kejujran ja..

kenapa perlukan kejujuran?

  1. Untuk menjamin perhubungan agar berkekalan hingga ke akhir hayat.
  2. Semua orang boleh menerima penipuan twalaupun ia amat menyakitkan hati.
  3. Pasangan mencintai kita.
  4. semua orang tak suka diptipu k.....
  5. pasangan mungkin mencintai kita sepenuhh hati.
  6. mengecewakan pasangan bila mengetahui nya
jujurlah sayang.. aku tak akan marah.. biar semua jelas..kalau aku yang akan pergi, aku terima walaupun sakit hati.."

check it out!! Lima(5) Bentuk Kejujuran Menurut Imam Ghazali"


Allah Azza wa Jalla berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (Qs. At-Taubah 119).

Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda: “Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan membawa pada surga.” (HR. Bukhari).

Kejujuran menjadi buah bibir banyak orang. kejujuran hadir dengan gaung yang membahana. Kita seakan baru mengenal kata dan sifat mulia, “jujur”. Entah karena seringnya ber dusta dan kebohongan oleh perilaku kita sendiri ataukah karena seringnya kita dibohongi sehingga kita menjadi heboh dengan “kejujuran.”^^

Padahal, melakukan dan mengucapkan kebenaran telah diajarakan dalam Al-qur'an. Melaksanakan dan melafalkan dengan penuh kejujuran telah diungkap oleh Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam. Padahal, mengamalkan dan melontarkan kebenaran telah disinggung oleh para Ulama".

Para Ulama berkata, “Langkah awal kejujuran itu adalah menjauhi dusta di semua ucapan. Kejujuran menjadi pintu masuk dalam perbuatan, niat, kenyataan hidup, dan di semua lini kedudukan.”

Imam Al-Ghazali menyebut ada Lima (5) Bentuk Kejujuran. Yaitu :

1. Jujur dalam ucapan :

Tiap kata yang meluncur dari bibir dan lisan seseorang wajib memuat dan mengandung kebenaran. Bukan gunjingan, gossip, dan fitnah. 

Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari-Muslim)

2. Jujur dalam berniat :

Tanda niat yang benar, salah satu tandanya, berbanding lurus dengan perbuatan di lapangan kehidupan. 
Niat saja belum cukup jika tidak diiringi dengan kemauan dan kejujuran bahwa dirinya akan berupaya sekuat tenaga mewujudkan niatnya tersebut.

3. Jujur dalam kemauan :

Jujur dalam kemauan merupakan usaha agar terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam menyampaikan kebenaran. Berpikir masak" sebelum bertindak, menimbang baik-buruk dengan ‘kacamata’ Allah adalah tanda jujur dalam kemauan ini. 
Pada saat seseorang telah jujur dalam kemauan, tidak ada hal yang ingin ia gapai selain melakukan perkara yang dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

4. Jujur dalam menepati janji :

Janji adalah hutang, demikian kalimat yang sering terngiang. Karena hutang, maka wajib untuk dibayar sesuai dengan nilainya. Menepati janji bukan sembarang sikap. Menepati janji berarti mempertaruhkan harkat dan martabat dirinya di hadapan orang lain demi memberi keyakinan pada orang tersebut bahwa ia sanggup untuk membayarnya. Dengan sikap jujur, janji akan tertunai dan amanah akan dijalankan.

5. Jujur dalam perbuatan :

Sebagaimana Al-Ghazali menyatakan makna jujur dalam niat dan perkataan, pada traktak bentuk kejujuran yang kelima ini, Ghazali menggarisbawahi agar kita melengkapi diri dengan jujur dalam perbuatan.

Ucapan yang baik dan niat tulus akan menjadi semakin indah jika ada wujud amal dalam kenyataan. Jujur dalam perbuatan artinya memperlihatkan sesuatu apa-adanya. Tidak berbasa-basi. Tidak membuat-buat. Tidak menambah dan mengurangi. Apa yang ia yakini sebagai kejujuran dan kebenaran, ia jalan dengan keyakinan kuat bahwa Allah Subhannahu wa Ta'ala bersama orang-orang yang benar-benar sebenar"nya!

Jadi,Mari tanyakan diri sendiri tanpa menoleh pada orang lain,Mampukah kita ?

Insya Allah^_^

Comments

Popular Posts